Selasa, 26 Mei 2009

Manfaat Lidah Buaya

Tanaman lidah buaya banyak ditanam di halaman rumah. Tak sekedar sebagai tanaman hias, lidah buaya yang memiliki kandungan air, getah dan lendir bisa menjadi perawatan kecantikan dan obat. Jelly dari aloe vera itu juga mengandung zat anti bakteri dan anti jamur karena memiliki keasaman (Ph) seperti kulit manusia.

Sehingga saat menggunakan aloe vera, sangat kecil sekali akan terjadi alergi kulit. Pasalnya, senyawa lignin dan polisakarida memberi kemampuan untuk menembus kulit secara baik, sekaligus sebagai media pembawa zat-zat nutrisi yang diperlukan kulit.
Asam amino yang terkandung didalamnya akan membantu perkembangan sel-sel baru, sekaligus menghilangkan sel-sel yang telah mati. Hal itu membuat getah lidah buaya sangat baik bagi kulit.
Manfaat lidah buaya yang sudah diketahui secara luas, antara lain:
Penyubur rambut. Ambil batang lidah buaya secukupnya, kupas kulitnya, lalu gosokkan ke kulit kepala. Sebelum dicuci, bungkuslah kepala dengan kain, biarkan beberapa saat agar zat-zat yang terkandung didalamnya dapat meresap. Lakukan dua kali sehari.
Luka bakar atau tersiram air panas. Ambil bagian dalam lidah buaya, tempelkan dibagian tubuh yang sakit.
Bisul. Cobalah lumatkan daging lidah buaya, tambahkan sedikit garam dan tempelkan pada bisul.
Untuk mengobati Wasir, siapkan ½ potong lidah buaya, ½ cangkir air matang dan 2 sendok makan madu. Campurkan parutan lidah buaya dengan air dan madu, aduk rata, saring dan minum ramuan ini tiga kali sehari.
Penurunan Kolestrol. Ambil 30 gram lidah buaya dan 3 buah mengkudu matang. Setelah dikupas lalu di blender bersama mengkudu. Tuangkan air secukupnyalalu rebus sampai mendidih. Minum selagi hangat, pagi dan sore.

Selasa, 27 Januari 2009

kentutku menghancurkan segalanya

Ketika Nami amaPutri lagi nongkrong di taman,lalu datanglah sesosok cowo yang teramat sangat keren. Cowo itu adalah anak orang kaya yang sangat usil,teman-temannya sangat risi padanya,setiap hari ia membuat ulah yang tidk" thd temanya sehingga teman"nya jengkel dubuatnya,orang tuanya pun sibuk ama job mereka masing" sehingga cowo itu jadi merasa kesepian,ia pun berniat mencari kenalan.Cowo tu namanya Ergi.
Ergi pun lalu duduk di bangku sebelah Nami&Putri,tak lama kemudian datanglah petugas kebersihan yang mau menyapu taman.Dengan pedenya ergi pun menawarkan diri bwt bantu tukang kebun.Ya dengan senang hati petugas itu maenyerahkan tugasnya pada ergi,namun nami&putri yang melihatnya pun langsung beranggapan kalo ergi hanya caper doank.
Ternyata ergi itu ga bisanyapu,maklum dy kan anak orang kaya ga mungkinkan kalo di rumah dy suka nyapu.Nami&Putri ketawa melihat Ergi yang nyapu ga bener itu,blum lagi ergi kelabasan kentut di depan cewe" itu 'dhuut' suara kentutnya yang mengiuringi panasnya hari itu.Mendengar suara kentut itu,nami dan putri langsung ketawa dan merasa ilfil terhadap ergi.ergipun merasa malu dan bergegas lari meninggalkan taman.
Ia pun akhirnya kembali pulang karena ia merasa malu thd kejadianyang menimpanya.sejak saat itu Ergi tidak lagi usil dan jahil thd teman"nya.

Selasa, 20 Januari 2009

Cerpen Cinta dari C_cantik_yati Sampe rumah Putri kaget bukan kepalang, baru depan pintu udah dicegat sama orang yang sudah sebulan nggak pulang-pulang, abang Roni. Wajah sangarnya udah nggak bisa membendung kemarahannya itu, “Pasti mama nge-laporin nih!” pikir Putri dalam hati.
“Ngapain abang disini? Kalo Cuma mau marahi Putri, sebaiknya pulang aja deh. Putri ngerti kok, kita ini orang miskin nggak mungkin bisa beli hape keren.” Ujar Putri sambil ngeloyor masuk, mencari sosok wanita yang sudah lama tidak dilihatnya, Mbak Sinta, kakak iparnya.
“Putri…” Teriak orang yang dicari.
“Mbak Sinta apa kabar? Kok nggak pernah kesini sih? K’lo Cuma sebulan sekali Putri nggak tahan, Putri kan pengen curhat sama Mbak, nggak pa-pa deh nggak sama-sama Bang Roni. Lagian yang Putri rindu itu Mbak, bukan abang.” Seru Putri panjang lebar seraya menyambut pelukan si Mbak dengan mesra.
“Jadi critanya nggak pengen dapet hape baru dari abang nih?” Tanya si abang tiba-tiba, wajahnya tidak lagi sangar kaya’ preman terminal. Senyum bo’…
Terkenjut tapi sedikit nggak ngerti juga. Makanya Putri nggak langsung senang, dengan mimik polos tapi berharap, Putri mendekati si abang.
“Putri nggak ngerti bang, maksudnya apa?”
Abangnya nggak langsung menjawab, dengan langkah pelan ia menuju kamar, nggak berapa lama ia keluar sambil membawa tas souvenir yang banyak gambar-gambar hape keren.
“Nih, buat Putri. Nggak sebagus dan sekeren yang Putri harapkan, merk hape-nya juga nggak ada N-nya. Abang cuma bisa belikan Putri yang kaya’ gitu.”
Putri kelabakan, nggak bisa ngomong saking kagetnya.
“Beneran ini buat Putri bang?”
Si abang mengangguk pelan, kemudian berkedip pada istrinya.
“Bilang terima kasih sama Mbak-mu. Kalo’ bukan mbak-mu yang nge-bujuk, abang nggak mungkin mau belikan anak manja kaya’ kamu itu.”
“Duh, mbak emang baik banget deh. Sepuluh jempol deh buat Mbak Sinta. Makasih banget yah…”
Tanpa diminta Putri langsung saja mengambil tas itu dari tangan abangnya, kemudian membongkar isi tas dengan harap-harap cemas. Tuing… hape baru kok yang kaya’ gini, jadul amat sih? Mono alias no warna, hitam putih kaya’ tipi jaman doeloe… nggak usah disebutin deh tipe-nya, pokoke bayangi aja sendiri. Tapi Putri nggak mau nge-cewain Mbak-nya, jadi dengan mimik dipaksa, tersenyum nggak merengut juga nggak, Putri berseru girang (Terpaksa)…
“Wah keren banget mbak, makasih yah…!”
Belum sempat si Mbak menjawab Putri malah ngeloyor masuk kamar, menutup pintu, dikunci, ngambil boneka kelinci dan siap melancarkan aksi, memukul boneka malang itu dengan gemes, seperti yang dilakukan Mama Nana kalo’ lagi kesel sama Sinchan.
Esoknya Putri berangkat sekolah dengan hati riang, bawa hape baru. Ide cemerlang Putri emang nggak habis-habisnya, doi ngerenofasi hape barunya dengan pernak-pernik lucu ala Girly. Kesing diganti warna Pink bergambar kelinci, ditambah Gakun alias Gantungan kunci, beli Mika atau kondom alias pelindung hape yang terbuat dari kaca plastik biar kesing aslinya nggak lecet plus tas mini khusus buat hape warna pink. Alhasil, Putri pun bisa tersenyum, hapenya yang jadul bener-bener udah brubah, keren gitu loh…!
Nggak sia-sia, teman-teman Putri pada muji semua, meskipun belum tentu dalam hati juga ikutan muji. Yang penting Putri senang, karena kalo’ nggak bisa-bisa kena lebam dihajar si Putri badung.
Seminggu ditemani hape baru, Putri mulai merasa bosan, soalnya jarang banget tuh hape bunyi, padahal Putri udah bela-belain mutus urat malu-nya dengan mempromosikan hape en nomer barunya sama teman-teman dengan maksud buat ditelepon ato di-SMS gitu. Eh, nyatanya Cuma temen dekat Putri aja yang sms, itupun kalo’ Cuma ada perlunya doang, salah satu contoh konkretnya itu, waktu teman-teman Putri lagi ngidam gado-gado buatan mama Putri, karena malas jalan dan kebetulan Putri bakal ngumpul bareng mereka juga, jadinya sekalian aja titip sama Putri, nggak salah-salah pesennya 20 bungkus, jelasnya si anak mama keberatan, tapi setelah di-iming-imingi coklat sama Bang Roni akhirnya Putri mau juga, itupun Putri musti dianter naek motor, lantaran bawaannya nggak sedikit. Kembali ke cerita semula, karena bosan trus nggak ada yang dikerjakan Putri bermaksud nge-renovasi kamarnya, dari yang berantakan menjadi rapi gitu. He…
Nggak berapa lama, Putri nemukan harta karun yang bisa ngebuat Putri jadi hepi. Secarik kertas yang tertera tiga belas digit nomer hape trus disampingnya tertulis kata “Nicko”. Tanpa berpikir panjang lagi, Putri segera menekan 13 angka tadi dari hapenya, alunan suara en-es-pe bertajuk maksudnya berjudul Ketahuan by Matta itu membuat Putri angguk-angguk, bahkan turut melantunkan iramanya, hingga tak sadar dia sudah terhubung dengan seseorang diseberang telepon.
“Halo, sapa ya?” Tanya si pemuda memulai pembicaraan.
Putri tergagap di gagang telepon menyambut suara dari seberang, seraya menarik nafas panjang dan mulai berkata, “Apa benar ni Nicko?” Putri balik bertanya.
Diam, Putri juga diam, menunggu jawaban.
“Eh, sori deh k’lo gue salah tebak. Maaf banget ya.” Lanjut Putri ketika tak menemukan jawaban dari orang yang ditanya, bermaksud menutup telepon lantaran mengira kali ini doi salah sambung.
“Iya, gue emang Nicko, nih sapa ya?” Pemuda yang mengaku bernama Nicko itu mengulang pertanyaan yang sama, membuat Putri sedikit ragu mengungkapkan identitasnya. Nada bicaranya galak sih, Putrikan jadi tatut…!
“Nama gue Putri. Gue cewe’ yang udah kehilangan harga diri lantaran body gue dah dilihat sama cowok yang kebetulan lewat dari tempat gue ganti baju.”
Lagi-lagi diam. Tapi nggak lama, karena setelah itu suara tawa yang menggelegar (Kaya’ petir aja) terdengar begitu nyaring, Putri pun kaget dibuatnya. Sinting!
“Oh, elo. Napa? Minta pertanggung jawaban? Boleh. Gue tunggu lu ntar malam di Avril kape jam tujuh. Sendirian, ON TIME.” Ucapnya blak-blakan.
“Sinting lu ya? Kok nge-lantur gitu sih? Tu De Poin banget sih jadi orang.”
“Nggak usah muna deh, emang ini kan maksud lo nelpon gue?”
“Tadinya sih iya, tapi sekarang udah nggak lagi.”
Putri marah, mengakhiri telepon dengan sepotong kata, “Sinting”
Sebenarnya emang itu visi dan misi Putri, tapi ungkapan Nicko yang blak-blakan dan bisa menebak pikiran Putri itu telah menjatuhkan maruah eh maksudnya martabat gitu… selang beberapa menit kemudian hape berbunyi, menghentikan omelan Putri yang terdengar ngawur.
“Siapa lagi sih?” ujarnya marah-marah
Nomer baru yang begitu dikenal Putri karena beberapa menit yang lalu sempat terhubung dengan yang punya nomer.
“Kenapa lagi?”
“Sori, gue nggak bermaksud untuk…”
“Sori-sori, lu buta ya? Ini masih pagi. Kalo maksud lo sori dalam artian maaf, cih nggak usah la yau. Lu kira gue Tuhan, seenaknya maafin orang yang bersalah kaya’ lu?” Cerocos Putri.
“Ih.... tega banget sih sama orang ganteng. Rugi loh nggak terima ajakan gue makan malam gratis.”
“Lu kira gue kucing, ditawari makan mau aja?”
“Key deh, trus gimana caranya supaya lu nggak marah lagi sama gue? Minta maaf nggak diterima, diajak makan gratis ditolak, maunya apa Tuan Putri?”
Senyum puas tersunggung di bibir mungil Putri, “Kena lu!” Gumamnya dalam hati.
“Gini aja, Gue tunggu lu ntar malam di Avril kape jam tujuh. Sendirian, ON TIME.” Jawab Putri meng-kopi kata-kata Nicko seraya melanjutkan, “Dengan nyarat, lu yang bayar.”
Sama aja kali… he….
***
Sesuai janji, jam tujuh malam di Avril Cefe. Keduanya sudah duduk bersama, berhadapan seraya saling melemparkan senyum nakal.
“Lu gokil juga ya? Gue suka gaya lu.” Lagi-lagi Nicko berkata blak-blakan.
“Makasih, tapi gue nggak punya uang receh. Maklum, orang kaya.” Putri memulai lawakannya, meskipun terdengar garing kali ye?
Alhasil dari pertemuan singkat itu menjadikan Putri dan Nicko semakin akrab, kemana-mana selalu berdua. Nggak gitu juga sih, yang jelas sekarang Putri udah nggak sendiri lagi. Bahkan senter terdengar mereka berdua udah pacaran, soal bagaimana proses tembak-menembaknya gue sendiri sebagai penulis cuma bisa geleng-geleng. Alasan kenapa gue geleng-geleng, pertama karena gue emang nggak di undang untuk menghadiri moment yang super romantis itu. Kedua, karena kejadiannya begitu cepat, apalagi sosok keduanya yang bertolak belakang itu bisa menjadi klop bahkan lengket kaya’ perangko, jadinya terdengar unik binti aneh. Kok bisa sih? Begitu komentar teman-teman Putri.
Emang jodoh nggak kemane, meskipun awal pertemuan terlihat memalukan plus norak abis, tapi dengan begitu mereka jadi bisa saling kenal. Sip deh!
Akhir kata, gue sebagai penulis mengucapkan, “Peace men!”
Hua… hua… hua… hua… akh… akh… uhuk… uhuk…uhuk… uwek… uwek… uwek… ^_^